Menu
 

pict by jpkarya.files.wordpress.com
 Sebetulnya belum pantas rasanya aku menulis notes ini..belum apa-apa, manager saja belum.. tapi sungguh, ingin sekali aku curhat tentang “perjalanan spiritual” yang saya alami bersama Oriflame dengan komunitas dBCN ini. Kok perjalanan spiritual? Lebay banget yaa....
Begini ceritanya; 6 bulan yang lalu sebelum aku bergabung dengan Oriflame dengan komunitas dBCN ini..aku adalah orang yang sangat mudah mengeluh dan berpikiran negatif. Mengeluh dengan keadaan, dengan keterbatasan, dengan lingkungan atau kenyataan yag tidak sesuai harapan. Kenapa sih kok aku yang mengalami ini? Bukankah aku sudah berbuat maksimal, kenapa hasilnya kok hanya begini? Dll dll ya pokoknya ngga bersyukurlah....
Jujur awalnya aku hanya money oriented alias cari duit. Tepi ternyata setelah ikut dengan serius semua prosesnya, tidak hanya duit yang aku dapat. Kalau duit sih belum seberapa ya... heheh (bukannya ngga bersyukur, tp maksudnya masih kalah dg yang lain yg sudah berjete-jete da beratus2 jete, makanya aku belum cerita tentang duit dulu ya, tapi site effect yang kudapatkan selain duit yang juga sagat berharga dalam perjalanan spiritualku yaa).
Oke, aku lanjutkan ya. Aku merasa di Oriflame dengan komunitas dBCN  inilah universitas yang sebenarnya!! Tempat aku belajar yang luarr biasa, dengan sistem learning by doing.
Aku belajar bagaimana berpikir positif. Suwerr waktu aku join dulu, aku berpikir begini; hmm kok enak ya, aku yang kerja keras, ehh ternyata yg menikmati bonusnys uplin2ku... bener ngga? Ada yang berpikir seperti aku? Angkat tangan !! J
Tapi setelah aku tahu cara perhitungan bonus, tahu bagaiman adilnya sistem kerja di Oriflame antara upline, downline ternyata anggapanku itu salah besar. Banyak kok di sini yang bonus downlinnya lebih besar dari uplinnya. Ada yang downlinenya udah dapat 22 juta/bulan, tapi uplinnya baru 16 juta per bulan. Dan masih banyak lagi. Ada juga yang downlinenya udah Rp 6 juta/bulan, uplinnya baru Rp 1 juta/bulan. Karena memang yang kerja serius downlinenya.
Di sini perjalanan spiritualku bertemu dengan yang namanya “keikhlasan dan saling memberi”. Ikhlas, kalau pun uplineku dapat bonus dr belanjaan kita, ya ngga apa-apa, toh mereka selama ini menyediakan waktu untuk membimbing kita? Siap kita repotin kapan saja? Siap kita umpat-umpat saat stok kosong? Tempat kita curhat karena terlalu sering ditolak? Dll dll
Ini sangat sesuai dengan agamaku bahwa saat kita memberi pada hakekatnya kita memberi lebih banyak untuk diri kita sendiri. Saat kamu bersedekah 1 gandum, maka kamu akan dapat imbalan 10 kali lipat. Dan ini sangat aku rasakan saat aku mulai “belajar saling memberi”. Memberi akumulasi poin ke upline, memberi bimbingan downline dan saling menyemangati cross line.
Di sini aku juga belajar tidak egois. Kalau kamu ingin berhasil, maka kamu tidak bisa sendirian, tapi harus ngajak orang lain untuk berhasil. Nah, kita ajak sukses upline kita, dan kta bimbing pula downline kita untuk sukses. Maka secara otomatis, kita juga aka sukses. Bener ngga?
Dari sini, pikiran positifku yang berbicara: Ini bisnismu Ina!! Bukan bisnis uplinemu, bukan bisnis downlinemu!kalau kamu serius, maka yg menikmati hasilnya bukan uplinemu dan bukan pula downlinemu. Tapi dirimu sendiri dan keluargamu.
 Ini sudah aku buktikan: uplinku lagsung malah ngga dapat bonus apa-apa, sedangkan aku sudah dapat bonus. So, bagi kamu yang masih berpikiran negatif seperti aku dulu, aku sarankan buang jauh-jauh. Karena pikiran negatif itu akan menghambat pintu rejekimu, karena membuatmu jadi tidak berbuat apa-apa. Tidak hanya di bisnis ini, tapi bisnis apapun.
Masih ingat kisah ibu nyamuk dan anak nyamuk?
Saat anak nyamuk belajar terbang, ibu nyamuk bertanya,” Bagaimana Nak, pengalaman terbangmu pertama kali?”
“Waah, asyik sekali Mom. Saat aku belajar terbang, orang-orang bertepuk tangan,” ujar anak nyamuk riang.
Andai saja si anak nyamuk berpikiran negatif, bahwa orang-orang tersebut bertepuk tangah untuk mencelakai diri dan membunuhnya (padahal nyatanya memang begitu), maka bisa dibayangkan selamanya anak nyamuk tidak bisa terbang karena tidak berani belajar terbang.
Demikian juga di bisnis ini, apabila kita masih berpikiran negatif , “Kok enak upline ku, aku yang kerja keras dia yang dapat bonusnya,” maka selamanya kita tidak akan pernah melangkah dan mendapatkan hasil yang maksimal seperti kehidupan yang kita impikan.
Oke...buang sejauh-jauhnya yaa mental negatif..

Nah, perjalanan spiritualku yang lain adalah tentang kontinuitas. Allah SWT sangat menyukai amalan kecil yang dilakukan secara rutin, daripada amalan besar namun hanya dilakukan sekali. Pernah dengar dalil seperti itu kan?
 Suwerr ini berasa banget di sini. Kontinuitas yang kita lakukan, meskipun itu kecil akan membuahkan hasil. Misalnya, sehari secara rutin ngajak 5 orang saja, sebulan sudah berapa? Setahun sudah berapa? Dan dari sekian yang no, pasti masih ada yang yess!!
Jangan berpikir ke hasil dulu...tapi nikmati prosesnya. Anggap rekrutmen itu sebagai kebiasaan. Anggap itu sebagai makanan sehari-hari kita, yakin suatu ketika semuanya akan indah pada waktunya.
Dan ini aku terapkan tidak hanya di bisnis dBCN ini, tapi juga dalam amalan ibadahku. Bukannya mau pamer nih, kalau dulu solat sunah sering ditinggalkan, sekarang mulai punya target pribadi minimal 1x sehari harus ada. Kalau dulu mau membaca Al Quran, udah ngantuk akh besok saja aku rapel. Ngaku nih. Sekarang nggak lagi, harus rutin dengan jumlah sekian ayat. Dll-dll.
Satu lagi yang aku belajar dari dBCN Oriflame ini, adalah soal leader. Sebab, di sini kita dituntut untuk menjadi pemimpin di jaringannya. Semakin baik kepemimpinan kita, maka akan semakin bagus pula jaringanmu. Bagaimana seorang pemimpin yang baik itu? Menurutku sih,seorang pemimpin itu harus bisa melayani. Pemimpin itu bisa mengayomi, bisa jadi motivator, bisa membimbing, bisa memberikan solusi, dan tahu kondisi.
Bagaimana aku bisa memotivasi timku, kalau ternyata aku ngga punya motivasi? Bagaimana mungkin aku bisa membimbing, kalau pengetahuanku juga terbatas.  Bagaimana dia bisa melayani, kalau apa-apa malah minta dilayani? Bagaimana dia tahu kondisi psikologis masing-masing personal di timnya, kalau dia sendiri nggak pernah menyapa. Bagaimana dia bisa memberikan solusi, kalau dia sendiri ngga pernah mengalami masalah yang sama atau belajar dari orang lain tentang masalah yang serupa.
Sebetulnya masih banyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak sekali pelajaran spiritual berharga lain yang aku dapatkan dari Oriflame dengan komunitas dBCN ini. Tapi, rasanya nggak cukup aku tuangkan dalam satu tulisan ini. Ntar yang baca bosen, dan aku capek nulisnya hehehe...
Nah, ini catatanku, apa catatanmu???

Posting Komentar

 
Top